Minggu, 18 September 2011

Terjatuh,..

1994 silam...
Hari pertama masuk sekolah, dengan berkendara umum, jauh dekat anak sekolah 100 perak.
Di selip kantong membawa dua amplop teh. Orderan orang.
dengan harga 1100, beresiko hanya karna gaya. Bandar.
1996... Hari kelulusanku,
gak berapa lama aku juga kehilangan sesosok panutan. Yang selalu membiarkan aku berkarya. Hanya karisma yang tertinggal. Aku masih ingat2 kata2 beliau, "di dunia ini, tidak ada orang bodoh, yang ada hanya orang malas".
Aku hilang arah,..
Gak berapa lama, aku juga kehilangan orang yang berarti, yang tak sempat aku ucapkan kata2..
"Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak
mencintaimu, tetapi yang lebih menyakitkan adalah
mencintai seseorang dan tidak pernah memiliki
keberanian untuk mengutarakan cintamu kepadanya".
Tahun penuh duka,.. tapi aku gak boleh larut.
Aku meninggalkan pembaringanku, menuju pembaringan lain. Lari dari masalah2. Pengecut,...
.... Menginjakkan pertama kali daerah yang tak ku kenal. Yang aku gak pernah pergi jauh. Tapi mungkin bisa lebih baik.
1997.. Aku sibuk dengan dunia baruku. DKM mesjid. Apakah ini kesungguhan, aku gak mengerti. Hanya menjalani setiap detik waktu yang bergulir. Tapi sayangnya tidak bertahan lama.
1998...
pergolakan revolusi. Mahasiswa bersatu. Demonstrasi. Atmajaya. Kami terjebak di dalam kampus. Saling memberi perlawanan. Banyak jatuh korban. Seorang teman terjatuh di belakang ku, tertembak.
S'lamat jalan kawan.
............
Aku terlempar ke black hole, istilah bulek2 luar negri. Pemasok barang neraka. Hanya kenal nama, tapi gak kenal wajah. Saat itu ada sahabat yang sangat perhatian. Lebih perhatiannya, teh ku dibuang ke got yang mengalir. Satu bungkus. Aku gak marah, hanya tersenyum kecil. Mungkin itu bentuk perhatian.
1999,... Sahabatku pindah. Balik ke kampung halaman orangtua. Sangat kehilangan. Kehilangannya aku bukan lebih baik.
Berkilo kilo di rumah. Pabila ada penangkapan, mungkin itu ikan yang besar.
Semua masuk ke tubuhku. Aku tidur di atasnya.
2001...
Kamis malam.
Teman2 dan aku ngumpul sambil memegang teh. Terdengar kabar malam ini ada penangkapan. Bukannya ciut malah menantang. Aku tidak kabur. Kabur tidak menyelesaikan masalah. Aku tetap di rumah.
01.00 dini hari. Rumah digre..k. Rumah keadan gelap. Ada 5 tikus tanah di depan. Mungkin saja ragu. Aku mengintip di bawah jendela. Seseorang memanjat mengintip isi rumah. Kosong...
Jantungku berpacu tidak karuan. Mungkin ini akhirku. Aku ingat rumah. Aku ingat semuanya.
Pintu didorong tapi tidak terbuka.
2 jam tikus tanah menunggu di depan. Menunggu reaksi, adakah orang di dalam. Mungkin karena tidak ada surat geledah, takut.
Setelah tikus tanah pergi, aku pindah ke kamar belakang, keadaan jantung masih berpacu. Keadaan sedikit sadar. Aku terlayang antara tidur dan tidak.
Saat itu, ada bisikan ke telingaku.
"Allah menghargai kesabaranmu, menghargai ketabahanmu, tapi Allah Maha tau dan Maha melihat".
Aku terbangun dan terdengar adzan subuh. Aku merenung. Apa maksudnya.
Mungkin inilah saatnya aku berhenti. Dan Alhamdulillah aku berhasil. Aku berhenti bukan karna takut ruangan sempit.
Lebih sakit siksaan Tuhan daripada yang lain. Aku harus menghilangkan namaku dari gelap malam, kalau tidak, setan2 akan tertawa.
..................
Aku pernah terjatuh di lubang yang dalam.
dan orang lain mungkin lebih dalam lagi.
Orang bisa berubah, dan aku juga.
Aku pernah merasa sendiri,
Tapi aku yakin Tuhan tidak membiarkan aku sendiri.
Orang itu berubah karena diri sendiri, bukan orang lain.
Jangan pernah memaksa.
Biarkan lelah sampai dia tau berbuat apa untuk dirinya sendiri.
Hidup, untuk membahagiakan orang lain, menaburkan kebaikan pada orang lain.
Dan, orang lain membahagiakan kita, menaburkan kebaikan pada kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar