Rabu, 22 April 2015

PERJUANGAN SEORANG AYAH



22 April 2015,..


Kalau laki-laki ditakdirkan untuk mengandung, saya juga ikhlas melakoninya.
Tidak ada yang bisa menggantikan mu di dunia ini, termasuk nyawaku anakku. Mulai kamu dari dalam kandungan, aku sudah sangat sayang sama kamu, sampai saat ini walaupun kamu direbut dari sisiku, walaupun kamu ditanamkan kebencian untuk membenci ayahmu. Sebenarnya aku lah yang harus bertanggung jawab kepada kamu anakku. Tapi ayah lemah, tidak bias berbuat apa-apa untuk kamu, hanya bisa berdo’a, semoga Allah memberi kamu kesehatan dan melindungi kamu, semoga malaikat penjaga mu selalu di sisimu. Andaikan ibu kamu mengakui dia tidak sanggup untuk memberi kamu kasih sayang utuh, andai ibu kamu egoisnya tidak ditonjolkan, andai ibu kamu mementingkan kamu dari dirinya sendiri, kamu tidak akan tertekan nak, kamu tidak akan pernah menerima bentakan. Yang bisa ayah lakukan, hanya dengan jalur hukum. Semoga Allah bersama kita nak.
Anakku pintar, anakku bijak, potensi kamu tertahan dengan keegoisan, takdirmu menjadikan mu kuat, menjadikan mu tabah.
Ayah menahankan sabar untuk kamu, tapi ternyata sabar ayah itu belum cukup. Kalaupun ayah pertahankan sabar ayah, tidak bagus untuk kamu nak. Selalu mendengar ayah dibentak. Ibu kamu sering tidak memperlakukan ayah sebagai suami.
Ayah diam bukan tidak berbuat nak. Semoga saja kita berkumpul lagi.
Ayah rindu dengan kamu, dengan tingkah lakumu, dengan kelucuan kamu. Semua merindukan mu nak. Proses panjang ini sebenarnya ayah sudah tidak kuat, tapi harus. Sebagaimana ayah tahankan selama tiga tahun.
Semoga saja Allah berpihak pada kita ya nak. Ayah terus mengingat kamu, selalu menangis, bagaimana kamu diperlakukan di sana. Semoga kamu baik2 saja nak.

Senin, 13 April 2015

Kecil Di Hadapan Mu,..

gunung ini, pohon ini, udara ini, air ini, semua milik Mu
butiran pasir, tetesan hujan, semua milik Mu
alam ini, badai ini, gempa ini, semua milik Mu
setiap waktu, semua milik Mu
Ibuku, Ayahku, abangku, kakakku, adekku, anakku, semua milik Mu
nafas ini, nadi ini, jantung ini, jiwa ini, semua Milik Mu
kita tidak berkuasa, hanya di beri kuasa.
memohon, bersimpuh, berdo'a,
tapi kenapa Kamu melahirkan tangisan, air mata, melahirkan kebahagiaan,
melahirkan dendam, melahirkan keegoisan,
membuat orang saling bermusuhan, mengambil orang yang kita sayangi
kenapa tidak melahirkan kebahagiaan saja,..
membuat yang baik saja,
dengan menunduk, dengan menengadah, aku bersimpuh kepada Mu
memohon kepada Mu,
aku kecil di hadapan Mu,
agar anak ku diberi kesehatan, diberi kekuatan, dan dalam lindungan Mu
karena sama Mu ya Allah, aku memohon
karena kita bukan siapa-siapa

Kamis, 09 April 2015

takdirmu nak, aura bilqis humaira siregar



October 2012
Usia kandungan 6 bulan, suka kesal sendiri dan memukul perut.
25 february 2013
Kelahiran anak. Aura Bilqis Humaira Siregar dengan tersenyum kamu melihat dunia.
Baru 2 minggu kelahirannya (bulan maret), aura menangis, mungkin lapar, atau kencing, dengan tangisan diutarakannya. Tapi  aura dibentak ibunya [kasihan kamu nak].
Bulan maret 2013,
Saya tidak tidur karena anak saya juga belum tidur, pukul 5.30 pagi saya buatin susu buat anak, ibunya tertidur pulas, namanya anak pertama dan belum pengalaman, kalau nangis pasti panik kenapa.
Anak saya mittar (muntah) kalau kata orang tua dulu. Susunya keluar dari hidung. Saya panik. Saya banguni ibunya berulang kali, tapi tidak terbangun. Saya bingung harus melakukan apa. Lalu saya ke tempat kakak ipar saya (kebetulan sebelahan rumah). Pukul 06.00 pagi sambil menggendong anak. Saya ketuk pintu rumahnya dan memanggilnya dan menceritakan apa yang terjadi. Dia langsung menggendong aura dan menidurkannya. Saya lalu balik ke rumah dan beristirahat karena satu malam tidak tidur. Belum tertidur, pukul 06.45 ibunya bangun dan bertanya dengan suara keras ke saya. “Mana Aura”, saya katakan di tempat kakak. Dengan muka marah dia langsung pergi ke tempat kakak ipar saya. Dan tanpa berkata, dia langsung merampas anak saya. Saya tidak mau bertengkar karena capek dan tidak tidur semalaman.
23 april 2013, aura kembali dibentak ibunya. Kasihan kamu nak, belum mengerti sudah dapat perlakuan kasar seorang ibu kandung.
Agustus 2013
Kami bertengkar, dan dia mengancam, “kutabrakkan anak ini di depan kau biar puas kau”, Kata ibunya.
13 april 2014
Aura lagi diberi makan sama ibunya (usia 1 tahun). Aura ngeberantakin makanan, dan bermain-main. Ibunya marah, ngebentak dan memukul Aura, Aura nangis tersedu-sedu. Saya marah sama ibunya dan saya gendong Aura biar Aura merasa tenang, dan saya berkata, “jangan pernah kasar sama anak, anak itu seperti kertas putih, jangan kita mencorengnya dengan tinta merah”. Tapi saya malah dipelototin ibunya.
Kira-kira pertengahan 2014, ibunya pernah meminta belikan tes kehamilan. Saya belikan dua. Yang pertama alatnya kabur, dan yang kedua positif. Setelah itu saya terus mengajaknya ke bidan agar segera diperiksa. Tapi jawabannya, nantilah.
Tanpa sepengetahuan saya, dia meminum minuman yang dilarang untuk ibu hamil, ntah apa tujuannya.
Dia meminum kiranti sampai 3 botol, meminum sprite, dan merokok. Mungkin disebabkan itu kehamilannya tidak jadi dan jatuh. Kalau ditanya, dia tidak mengaku hamil, salah itu tes kehamilannya, katanya.
Hanya Allah dan dialah yang tau kebenaran itu. Dan setelah peristiwa itu saya tidak memberi nafkah bathin.
04 Agustus 2014
Pukul 02.00 dini hari, anak saya Aura muntah-muntah, demam tinggi. Dan sudah berdiam diri. Saya banguni ibunya tapi tidak terbangun. Saya marah, baru ibunya bangun. Dan langsung melarikan Aura ke rumah sakit, alhamdulillah dengan penanganan Aura berangsur baik. Aura opname 5 hari.
17 0ktober 2014
Saya lagi di medan memperbaiki lensa kamera. Pukul 19.30 saya dapat sms dari ibunya yang isinya,” Yah, aura sakit. Sdh diam aja aura terserah sama ayah mau lihat aura atau tidak”.
Ibunya lagi pulang ke rumah orang tua nya, dan tidak mau pulang.
Saat itu saya langsung balik. Naik bus pukul 20.00. Pukul 24.00 saya sampai Kisaran dan mengajak abang ipar saya dan temannya ke aek kanopan menjemput anak saya Aura. Di aek kanopan pukul 02.00 dini hari. Di sela itu kami mencoba menghubungi ibunya, dan kakak ibunya. Menelefon berulang kali tapi tidak diangkat, sms pun tidak dibalas. Kami mencoba mencari seluruh Rumah Sakit di Aek Kanopan, tapi tiada hasil. Dan terakhir, ada pihak Rumah Sakit mengatakan pernah ke mari. Di coba jarum infus, tapi gagal sampai 4 kali. Dibawa pulang ibunya ke Gunting Saga, dan saya bertanya ke pihak Rumah Sakit apa ada Rumah sakit di Gunting Saga, “bukan Rumah Sakit, ke tempat uaknya katanya”. Teringat saya pernah sekali ke sana. Langsung kami berangkat. Saat itu perasaan saya deg degan, di tusuk jarum infus sampai 4 kali. Anak demam tinggi koq dibawa pulang, bukan pihak medis yang menangani, sepele sekali sama anak. Pukul 05.00 kami sampai di tempat uaknya, dan mengetuk pintu. Dan Alhamdulillah ketemu. Kami datang dengan disambut muka tidak senang. Pukul 06.00 saya bawa langsung ke Rumah Sakit Setio Husodo. Saya suruh gendong ibunya biar langsung ke IGD. Ibunya hanya cemberut dan diam. Tanpa berkata saya angkat Aura dan langsung ke IGD. Penanganan pertama untuk anaklah yang diutamakan, bukan keegoisan. Anak saya langsung diperiksa, dan dokter menanyakan history penyakitnya. Karena saya tidak tau, saya suruh bang Andre (teman yang mengawani saya mencari) manggil ibunya, tapi apa kata ibunya, “Ngapain dibawa kemari, siapa yang menjaganya di sini”. Astaghfirullah, tega sekali seorang ibu berkata demikian dengan kondisi anak demam tinggi. Bukan memikirkan kesehatan anak.
Oktober 2014
Di rumah sakit, teman saya datang. Dan kami duduk di lobby rumah sakit, tapi setiap satu jam saya mencek ke atas dan melihat kondisi anak. Pukul 01.30 dini hari, saya ke atas bertujuan melihat kondisi. Tapi kamar dikunci ibunya dari dalam, biar saya tidak bisa masuk, Astaghfirullah, Cuma itu kata saya. Jadi saya tidur di lobby Rumah sakit dan menahan sabar.
28 oktober 2014
Bertengkar dan kembali mengancam mau membunuh Aura.
27 november 2014
Kembali mengancam membunuh anak. Dan mau mencekik saya, tetapi saya langsung tangkap tangannya dan menyadarkannya.
20 january 2015
Bertengkar, kembali mengancam dan mengatakan, “kupotong-potong anak ini di depan kau, biar puas kau”. Saya marah. Apa pun masalahnya, anak jangan jadi korban, dia bukan milik kita tapi titipan Allah melalui kita.
Mematikan sekring listrik yang dari kamar, dan mengunci diri dari kamar. Saya marah, “yang lain bisa kamu lakukan, tapi ini dapur kita, janganlah diganggu. (yang lain maksudnya, memecahkan gelas, membanting pintu, mengunci diri, dan lainnya). Tapi dia malah melawan dan melempar benda ke saya. Ya sudah saya mendiamkan, lalu saya berencana menjahit celana anak saya yang robek, saya ke kamar belakang. Tapi tiba-tiba dia (ibunya aura) menjerat leher saya dari belakang menggunakan kain panjang. Lama saya menahan dan tidak melawan, karena apa pun yang akan saya lakukan buah simalakama tidak ada baiknya. Saya tahan kainnya pakai tangan saya supaya saya bisa bernapas, tiba-tiba tangan saya terlepas dan leher saya langsung tercekik, saya hampir mati dan saya manggil si mubah (adek kakak ipar saya) supaya kemari. Dia datang dan memegang tangannya dan menahannya, dan akhirnya saya selamat.
Maret 2015
Anak saya sakit lagi di kampung ibunya. Infeksi pencernaan. Selidik punya selidik, katanya ibunya jarang memberi makan Aura anak saya. Opname 3 hari
April 2015
Saya dengar kembali sakit dan di opname 2 hari.
Ya Allah, kuatkanlah anak saya dalam menghadapi takdirnya.